1. Sebuah benda diletakkan sejauh 8 cm di depan cermin cekung. Apabila bayangan terbentuk pada 4 cm di depan cekung, berapakah jarak fokus cermin tersebut?
Diket:
s = 8 cm
s’ = 4 cm
Ditanya:
f=?
Jawab:
2. Sebuah benda diletakkan sejauh 4 cm di depan cermin cembung, jika bayangan terbentuk 3 cm di belakang cermin, berapakah jarak titik fokus cermin cembung tersebut?
Diket:
s = 4 cm
s’ = -3 cm (negatif karena bayangan terbentuk di belakang cermin)
Ditanya:
f=?
Jawab:
Titik fokus pada cermin cembung selalu bernilai negatif.
3. Sebuah benda diletakkan pada jarak 6 cm di depan sebuah cermin cekung, apabila jarak titik fokus 4 cm, dimanakah posisi bayangan terbentuk? Berapa perbesaran bayangannya?
Diket:
s = 6 cm
f = 4 cm (Titik fokus cermin cekung bernilai positif)
Ditanya:
s’=?
Jawab:
Pertama harus mencari posisi bayangan berada.
Setelah jarak bayangan diketahui, kita akan dapat mencari perbesaran bayangannya
Jadi bayangan yang terbentuk diperbesar 2 kali dari besar benda.
4. Sebuah benda diletakkan pada jarak 4 cm di depan cermin cembung. Jika jarak fokus cermin 6 cm, dimana posisi bayangan yang terbentuk? Berapa perbesaran bayangannya?
Diket:
s = 4 cm
f = -6 cm (Titik fokus cermin cembung selalu bernilai negatif)
Ditanya:
s’=?
Jawab:
Pertama perlu dicari jarak bayangannya.
Jarak bayangan bernilai negatif menunjukkan bahwa bayangan terbentuk di belakang cermin.
Setelah jarak bayangan diketahui, kita akan dapat mencari perbesaran bayangannya
Jadi bayangan yang terbentuk diperbesar 0,6 kali dari besar benda. Karena nilai perbesaran bernilai kurang dari 1, maka bayangan yang terbentuk adalah diperkecil.
5. Sebuah benda diletakkan sejauh 2 cm di depan cermin cekung. Apabila jarak titik pusat kelengkungan 8 cm, dimanakah posisi bayangan terbentuk? Gambarkan sketsa pembentukan bayangannya.
Diket:
s = 2 cm
P = 8 cm
Ditanya:
s’=?
Jawab:
P = 2×f
Sehingga
f = (1/2) × P = (1/2) × 8 = 4 cm
Setelah mengetahui jarak titik fokus, dapat kita cari jarak bayangannya.
Jarak bayangan bernilai negatif menunjukkan bahwa bayangan terbentuk di belakang cermin.
6. Sebuah benda maya terletak sejauh 8 cm di belakang cermin cembung. Jika jarak titik pusat kelengkungan cermin 6 cm, dimana posisi bayangan yang terbentuk? Gambarlah sketsa pembentukan bayangannya.
Diket:
s = -8 cm (Negatif karena benda maya/terletak di belakang cermin)
P = -6 cm (Pada cermin cembung, baik titik fokus maupun titik pusat kelengkungannya bernilai negatif)
Ditanya:
s’=?
Jawab:
P = 2×f
Sehingga
f = (1/2) × P = (1/2) × (-6) = -3 cm
Setelah mengetahui jarak titik fokus, dapat kita cari jarak bayangannya.
Jarak bayangan bernilai negatif menunjukkan bahwa bayangan terletak di belakang cermin.
7. Sebuah benda berada pada 4 cm di belakang cermin cekung. Apabila jarak fokus cermin cekung 4 cm, dimanakah posisi bayangan terbentuk?
Diket:
s = -4 cm (Negatif karena benda terletak di belakang cermin)
f = 4 cm
Ditanya:
s’=?
Jawab:
8. Sebuah benda maya terletak 6 cm di belakang cermin cekung. Jika jarak fokus cermin 3 cm dan tinggi benda 4 cm, berapakah tinggi bayangannya?
Diket:
s = -6 cm (Negatif karena benda maya/terletak di belakang cermin)
f = 3 cm
h = 4 cm
Ditanya:
h’=?
Jawab:
Pertama perlu dicari pertama kali adalah jarak bayangannya.
Jarak bayangan bernilai positif menunjukkan bahwa bayangan terletak di depan cermin.
Langkah kedua yaitu mencari perbesaran bayangan.
Setelah itu kita dapat mencari tinggi bayangan dengan menggunakan rumus perbesaran.
9. Sebuah benda maya terletak 2 cm di belakang cermin cembung. Jika jarak fokus cermin 3 cm, dan tinggi benda 3 cm, berapakah tinggi bayangannya?
Diket:
s = -2 cm (Negatif karena benda maya/terletak di belakang cermin)
f = -3 cm (Pada cermin cembung, titik fokus selalu bernilai negatif)
h = 3 cm
Ditanya:
h’=?
Jawab:
Pertama perlu dicari pertama kali adalah jarak bayangannya.
Jarak bayangan bernilai positif menunjukkan bahwa bayangan terletak di depan cermin.
Langkah kedua yaitu mencari perbesaran bayangan.
Setelah itu kita dapat mencari tinggi bayangan dengan menggunakan rumus perbesaran.
Diket:
s = 8 cm
s’ = 4 cm
Ditanya:
f=?
Jawab:
2. Sebuah benda diletakkan sejauh 4 cm di depan cermin cembung, jika bayangan terbentuk 3 cm di belakang cermin, berapakah jarak titik fokus cermin cembung tersebut?
Diket:
s = 4 cm
s’ = -3 cm (negatif karena bayangan terbentuk di belakang cermin)
Ditanya:
f=?
Jawab:
Titik fokus pada cermin cembung selalu bernilai negatif.
3. Sebuah benda diletakkan pada jarak 6 cm di depan sebuah cermin cekung, apabila jarak titik fokus 4 cm, dimanakah posisi bayangan terbentuk? Berapa perbesaran bayangannya?
Diket:
s = 6 cm
f = 4 cm (Titik fokus cermin cekung bernilai positif)
Ditanya:
s’=?
Jawab:
Pertama harus mencari posisi bayangan berada.
Setelah jarak bayangan diketahui, kita akan dapat mencari perbesaran bayangannya
Jadi bayangan yang terbentuk diperbesar 2 kali dari besar benda.
4. Sebuah benda diletakkan pada jarak 4 cm di depan cermin cembung. Jika jarak fokus cermin 6 cm, dimana posisi bayangan yang terbentuk? Berapa perbesaran bayangannya?
Diket:
s = 4 cm
f = -6 cm (Titik fokus cermin cembung selalu bernilai negatif)
Ditanya:
s’=?
Jawab:
Pertama perlu dicari jarak bayangannya.
Jarak bayangan bernilai negatif menunjukkan bahwa bayangan terbentuk di belakang cermin.
Setelah jarak bayangan diketahui, kita akan dapat mencari perbesaran bayangannya
Jadi bayangan yang terbentuk diperbesar 0,6 kali dari besar benda. Karena nilai perbesaran bernilai kurang dari 1, maka bayangan yang terbentuk adalah diperkecil.
5. Sebuah benda diletakkan sejauh 2 cm di depan cermin cekung. Apabila jarak titik pusat kelengkungan 8 cm, dimanakah posisi bayangan terbentuk? Gambarkan sketsa pembentukan bayangannya.
Diket:
s = 2 cm
P = 8 cm
Ditanya:
s’=?
Jawab:
P = 2×f
Sehingga
f = (1/2) × P = (1/2) × 8 = 4 cm
Setelah mengetahui jarak titik fokus, dapat kita cari jarak bayangannya.
Jarak bayangan bernilai negatif menunjukkan bahwa bayangan terbentuk di belakang cermin.
6. Sebuah benda maya terletak sejauh 8 cm di belakang cermin cembung. Jika jarak titik pusat kelengkungan cermin 6 cm, dimana posisi bayangan yang terbentuk? Gambarlah sketsa pembentukan bayangannya.
Diket:
s = -8 cm (Negatif karena benda maya/terletak di belakang cermin)
P = -6 cm (Pada cermin cembung, baik titik fokus maupun titik pusat kelengkungannya bernilai negatif)
Ditanya:
s’=?
Jawab:
P = 2×f
Sehingga
f = (1/2) × P = (1/2) × (-6) = -3 cm
Setelah mengetahui jarak titik fokus, dapat kita cari jarak bayangannya.
Jarak bayangan bernilai negatif menunjukkan bahwa bayangan terletak di belakang cermin.
7. Sebuah benda berada pada 4 cm di belakang cermin cekung. Apabila jarak fokus cermin cekung 4 cm, dimanakah posisi bayangan terbentuk?
Diket:
s = -4 cm (Negatif karena benda terletak di belakang cermin)
f = 4 cm
Ditanya:
s’=?
Jawab:
8. Sebuah benda maya terletak 6 cm di belakang cermin cekung. Jika jarak fokus cermin 3 cm dan tinggi benda 4 cm, berapakah tinggi bayangannya?
Diket:
s = -6 cm (Negatif karena benda maya/terletak di belakang cermin)
f = 3 cm
h = 4 cm
Ditanya:
h’=?
Jawab:
Pertama perlu dicari pertama kali adalah jarak bayangannya.
Jarak bayangan bernilai positif menunjukkan bahwa bayangan terletak di depan cermin.
Langkah kedua yaitu mencari perbesaran bayangan.
Setelah itu kita dapat mencari tinggi bayangan dengan menggunakan rumus perbesaran.
9. Sebuah benda maya terletak 2 cm di belakang cermin cembung. Jika jarak fokus cermin 3 cm, dan tinggi benda 3 cm, berapakah tinggi bayangannya?
Diket:
s = -2 cm (Negatif karena benda maya/terletak di belakang cermin)
f = -3 cm (Pada cermin cembung, titik fokus selalu bernilai negatif)
h = 3 cm
Ditanya:
h’=?
Jawab:
Pertama perlu dicari pertama kali adalah jarak bayangannya.
Jarak bayangan bernilai positif menunjukkan bahwa bayangan terletak di depan cermin.
Langkah kedua yaitu mencari perbesaran bayangan.
Setelah itu kita dapat mencari tinggi bayangan dengan menggunakan rumus perbesaran.